Menjamah Pulau Samosir di Danau Toba

19 October, 2008 at 01:33 18 comments

Waktu masih di Sekolah Dasar (SD Bonagung II), guru saya pernah mengajarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam mata pelajaran itu diceritakan bahwa Indonesia itu memiliki banyak danau, baik danau alam maupun buatan atau waduk. Danau yang pernah diajarkan waktu SD dan pernah saya kunjungi adalah Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri. Dan hari Sabtu (18 Okt ’08) kemarin berkesempatan untuk menjamah danau yang dahulu pernah diceritakan melalui peta Indonesia oleh guru SD, yaitu danau Toba yang ditengahnya terdapat pulau Samosir.

Sabtu (18 Okt) pagi pukul 08.45 bersama dengan teman saya meluncur ke Parapat Danau Toba. Awalnya kami berencana berangkat pukul 07.00. Karena cuaca hari itu sedikit gelap, bahkan pagi harinya sempat hujan maka keberangkatan tertunda sampai hampir dua jam. Kurang tahu kebiasaan cuaca disini sebenarnya, tapi waktu disini kok hampir tiap hari (padahal masih pagi juga tetap) hujan yah?

Dengan memakai kereta (sepeda motor-red) sewaan kami meluncur ke tempat tujuan. Perjalanan dari Pematang Siantar ditempuh dalam waktu satu jam dengan kecepatan 60-80 km/jam. Sepanjang perjalanan rupanya tidak jauh berbeda jika kita berjalan ke arah kantor bupati Simalungun yang baru, semuanya masih serba hutan yang masih jarang penduduknya. Perkebunan kelapa sawit yang cukup luas pun juga kami jumpai ditengah perjalanan. Dengan jalan yang basah dan naik turun serta berkelak-kelok, sangat hati-hati kami berjalan. Sebab ini merupakan perjalanan kami yang pertama di derah ini yang medannya belum pernah diketahui sebelumnya.

Luar biasa, begitulah kesan yang kami dapat ketika menginjakkan kaki di kota Parapat. Pemandangan yang indah sepanjang perjalanan, cuaca yang sejuk dan pemandangan danau yang bagus membuat kami seolah-olah ingin berlama-lama disini. Karena kebelet, kami akhirnya singgah sebentar di Masjid Raya Taqwa parapat (loh, masjid kan tempat sholat, kok …. ??? πŸ˜€ ). Kemudian kami lanjutkan dengan berputar-putar mengelilingi kota Parapat yang tidak begitu besar namun cukup ramai seperti di Pematang Siantar.

Karena pagi hanya sarapan sedikit ditambah capek yang menghinggapi kami selama berputar-putar, kami pun berhenti dan makan disebuah tempat yang pemandangannya juga lumayan bagus. Untuk memperoleh informasi bagaimana cara menyeberang ke pulau Samosir, kami pun ngobrol dengan penjualnya. Sampai akhirnya diperoleh lah tempat penyeberangan menuju pulau Samosir yang sekarang telah mekar menjadi sebuah kabupaten Samosir.

Pukul 12 an kami meluncur ke pelabuhan Tomok, Samosir dari pelabuhan Ajibata, Parapat yang kami tempuh sekitar setengah jam lebih. Wah, tambah luar biasa pemandangan yang terlihat ketika diatas kapal. Danau Toba yang mengelilingi pulau Samosir, pegunungan yang hijau berselimut kabut tipis serta suasana yang cukup sejuk meski siang hari, semakin menambah gairah kami untuk semakin cinta dengan salah satu objek wisata terkenal di Sumatera Utara ini. Bahkan diatas kapal juga dilantunkan lagu daerah yang indah, meski tidak tahu arti syairnya πŸ˜€ .

Sampai di Samosir kami langsung meluncur ke Tuk-Tuk, karena menurut seorang anak SMA yang kami temui di kapal penyeberangan tadi, daerah inilah yang paling bagus di pulau Samosir. Tidak lama berjalan sampailah kami di daerah Tuk-Tuk, tapi ternyata kami kurang beruntung karena tidak menemukan obyek wisata Tuk-Tuk yang dimaksud. Padahal bule-bule disitu banyak. Dan akhirnya kami menemukan peta petunjuk pulau Samosir tentang obyek wisata didaerah itu. Dari peta terdapat petunjuk tentang objek wisata alam dan museum Hutam Bolon di daerah Simanindo, diujung paling utara pulau Samosir kalau dilihat dari peta Simalungun. Meluncurlah kami ke daerah itu.

Cukup lama kami berjalan diatas kereta (sepeda motor-red), sampai rasanya bokong ini terpanggang oleh lamanya kami duduk. Untuk menghilangkan rasa capek dan menunaikan kewajiban sholat dhuhur, kami mencoba mencari sebuah masjid. Namun sepanjang jalan yang kami lewati, tidak satupun masjid yang kami jumpai. Hanya gereja dan makam yang diatasnya berbentuk kubah yang kami jumpai. Hampir-hampir kami meluncur ke makam berbentuk kubah yang mirip masjid untuk sholat. Tidak tahunya ketika didekati malah kuburan 😦 . Dan akhirnya pun kami mampir di SMP Simanindo untuk sholat. Sialnya lagi, ternyata tempat wisata alam yang terdapat dipeta itu juga tidak kami temui, hanya museum Hutam Bolon kecil saja yang kami dapat, itu pun tidak ada yang jaga 😦 .

Karena waktu yang sudah agak sore, akhirnya kami putuskan saja untuk kembali ke pelabuhan Ajibata, Parapat, Simalungun. Syukurlah cuaca sore itu tidak hujan, meski di pulau samosir sempat hujan sebentar namun tidak membuat kami basah karena kami memakai jas hujan. Pukul 17.00 akhirnya kami tiba kembali ke Parapat dan siap melanjutkan perjalanan pulang ke Pematang Siantar.

Alhamdulillah meski cuma sebentar, kami cukup terkesan dengan keindahan dan keramahan penduduk dikota Parapat maupun Samosir. Walaupun tidak menemukan tempat wisata yang cukup bagus di Samosir, namun sepanjang perjalanan yang kami lalui baik di Parapat maupun Samosir sendiri sudah cukup kami anggap sebagai objek wisata. Dan kami tetap bersyukur bahwa kami telah bisa menjamah danau Toba dan pulau Samosir seperti yang diceritakan oleh guru-guru saya waktu SD, karena kesempatan ini belum tentu beberapa tahun lagi bisa ketempat ini. Namun jika bisa kesini lagi juga semakin senang πŸ˜€ .

Entry filed under: News.

ICT Basic Training di Simalungun Selesai Wiki openSUSE Indonesia Telah Tercipta

18 Comments Add your own

  • 1. rotyyu  |  19 October, 2008 at 10:31

    Hmm kemungkinan besar sudah banyak yg punah bang, habis sudah lama kali tidak ada yg datang ke sana, kalau merawat benda2 sperti itu kan butuh dana banyak bang, kalau tetap dijaga yg jaga itu mau makan apa.
    Kalau di Simanindo (mudah2an saya tidak salah ingat) ada pulau lagi bang, lebih kecil dari pulau Samosir, hampir pas di ujung pulau Samosir. Alamnya bagus, dulunya di sana ada penginapan yg biasa digunakan turis2 yang sedang berbulan madu, tapi terakhir kali saya ke sana, bangunan2 itu sudah pada rusak.
    Kalau di Tuktuk itu (mudah2an juga tidak salah ingat) ada makam raja Sidabutar, perkampungan Batak asli (bangunannya masih asli), dan sigale-gale.
    Sebenarnya masih banyak objek wisata lainnya di sana bang, tapi setidaknya butuh beberapa hari lah dan perlu juga ada guide-nya.

    Btw tangkapan kameranya kok dikit bang?? Udah malungun (rindu, red) rasanya hati ini sama Tao Toba yang indah itu…

    Reply
  • 2. rotyyu  |  19 October, 2008 at 10:35

    Semua berubah semenjak krismon melanda Indonesia dan semakin parah setelah tragedi bom Bali dan kerusuhan2 lainnya di negeri ini bang….

    Reply
  • 3. kirman  |  19 October, 2008 at 13:57

    Bah, cocok kali kau ini jadi guide bang. Bolehlah kau jadi guide aku kalo aku main2 lagi kesini πŸ˜€ .

    Btw tangkapan kameranya kok dikit bang?

    Sebenarnya tangkapan kameraku banyak bang, cuma aku susah kali upload fotoku ini. Sebab aku pake internet dadakan dg HP sbagai modem. Jadi, cukup susah lah aku upload ini foto.

    Udah malungun (rindu, red) rasanya hati ini sama Tao Toba yang indah itu…

    Yah….
    Cobalah kau pulang bentar! πŸ˜€
    Jangan sampai lupa kau dengan kampung halamanmu itu, memangnya sudah berapa lama kau tidak pulang kampung ?

    Reply
  • 4. yaayaat  |  20 October, 2008 at 05:32

    hmmm berabe juga neh, topik OOT masuk di planet, mas kirman saya kurang setuju neh, gak ada hubungannya sama linux, btw bukannya saya gak suka klo ada yg mo berbagi cerita hehehe emangnya siapa saya ini – admin juga bukan πŸ™‚

    nah kalo semua pada nulis cerita OOT di planet.opensuse.or.id – bisa2 jadi mengurangi bobot dari planet.opensuse.or.id – bukankah tujuan dari adanya planet.opensuse.or.id adalah media bagi para pecinta opensuse untuk share pengalaman di linux bukan share pengalaman jalan-jalan – bagaimana neh mr. admin???

    Reply
  • 5. kirman  |  20 October, 2008 at 09:38

    Hehehehe…
    Mas yayat kok protesnya ke saya. Yang punya blog kan saya mas, terserah lah mau saya tulisi apa saja. πŸ˜€

    Kalo pun blog saya terlalu memberatkan planet openSUSE karena banyaknya OOT yg saya tulis, Tak apa lah dikeluarkan dari planet ini demi kepentingan bersama. Sekedar memberitahu bahwa saya masuk planet bukan karena registrasi loh mas, hehhehehehe….

    So, buat pak Admin planet, moggo silahkan kalo mau depak saya dari planet ini πŸ˜€

    Reply
  • 6. yaayaat  |  20 October, 2008 at 09:56

    hmmm yaa terserah aja deh, aku cuma kurang srek aja ngeliatnya di planet, lagipula aku gak ada wewenang untuk melakukan apapun termasuk melarang!! orang untuk menulis OOT di planet, oke bos aku minta maaf deh klo gak berkenan, ya udah up to you dech!!

    Reply
  • 7. Arie  |  20 October, 2008 at 11:01

    Lah.. blog ya blognya sampeyan.. kok orang laen yang ribut.. πŸ™‚

    Reply
  • 8. rotyyu  |  26 October, 2008 at 14:14

    #3
    semenjak saya menginjakkan kaki di Pulau Garam, belum pernah pulang bang, bukannya lupa sama kampung halaman tapi ongkosnya itu mahal kali

    Reply
  • 9. Danny Nugroho  |  1 December, 2008 at 11:38

    Salam kenal , rencananya Desember 2008 ini berencana ingin ke Prapat dan menyeberang ke Pulau Samosir via kapal ferry, ada yang punya road map untuk Pulau Samosir ? Kalau ada yang punya bisa dikirim by email ke saya dengan alamat danny.nugroho@adirarent.com. Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuannya.

    Reply
  • 10. kirman  |  1 December, 2008 at 15:29

    Halo, pak Danny.

    Mohon maaf sebelumnya, saya kurang tahu roadmapnya.Coba tanyakan ke teman saya saja pak. Namanya adalah Rotua, di http://rotyyu.wordpress.com. Dia asli orang sana, barangkali dia lebih tahu daerah itu.

    Regards

    Reply
  • 11. hans  |  22 April, 2009 at 14:45

    aku,pernah tinggal di parapat dalam waktu yang lumayan lama.aku senang bisa mengenal parapat lebih jauh

    Reply
    • 12. bayu andika  |  20 December, 2009 at 05:31

      mudah 2x danau toba gak kan pernah terjadi apa apa ya… danau toba adalah danau di banggakan para umat sumatra utara …. dan sala satu tempat yang paling banyak di kunjung para parisata,,,, di sumatra,,,,, danau toba adalah salah satu tempat yang sangat indah dan menyenang ka,,, ilove yao danau toba…….,,…………….
      … ILOVE YOU DANAU TOBA …IMIYSSS .U …AND AKU SANGAT MERINDUKAN TEMPAT INI”””””””””””

      Reply
  • 13. hans  |  22 April, 2009 at 14:47

    Parapat,tempat dimana aku pernah mengabdikan diriku untuk nya. i love u.lake Toba

    Reply
  • 14. rera  |  25 October, 2009 at 01:54

    ternyata seperti itu ambaran sedikit tentang danau toba, terimakasih sudah berbagi.

    Reply
  • 15. herry sabanari  |  1 November, 2009 at 18:31

    samosirdan danau toba itu adalah milik bersama mari kita bersama bertanggung jawab menjaga kelestaruaannya.GBU

    Reply
  • 16. bayu andika putra  |  6 January, 2010 at 16:01

    mudah -mudan ,,,danau toba tetap aman dan tntram …….danau toba adalah sala satu tempat wisata di sutra utara ,,,yang sangat berarti dan banyak sekali kisah-kisah yg sangat menarik ….hidup danau toba ,,,ilove yao danau toba…….
    tano batak …halak kita dooooo hapeee……

    Reply
  • 17. jupe simbolon  |  5 November, 2010 at 23:55

    samosir adalah tanah kelahiranku yang sangat aku sayangi….
    bagi asal samosir mari kita membagun samosir menjadi yang terbaik diseluruh dunia..
    contohnya kita ciptakan kejujuran, kedamain, dan kesejahteraan…

    i love somosir……….

    Reply
  • 18. mela widya samosir  |  12 November, 2010 at 16:42

    ayahku asli dari pulou samosir. sangat cantik itu pulou tidak menyesal kami pindah dari bandung ke sana.apalgi di tambah pembaggunan infrastruktur di segala tempat pastilah tidak kalah dengan tempat parawisata di nusantara.

    Reply

Leave a reply to bayu andika Cancel reply

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Blog Stats

  • 55,074 hits